Musik. Satu kata ini benar benar kata kesukaanku.
Kecintaanku pada musik berawal dari lantunan melodi ayah ibuku saat aku dalam
kandungan. Musik adalah teman
setiaku di saat aku sedih, senang, lega, ataupun cemas. Mungkin, memang hanya
musik satu-satunya temanku. Ya begitulah, semenjak ayah dan ibuku pindah kerja
ke luar negeri, aku ditinggal bersama nenekku di kampung. Tak ada seorangpun
yang kukenal selain nenek, hanya gitar saja yang ada bersamaku untuk memainkan
musik.
“Mas, ayo makan,” terdengar panggilan nenekku. Kulihat jam,
ternyata sudah siang. Sepertinya aku baru saja bangun, pikirku.
“Ya, nek, sebentar,” sahutku kemudian.
“Kamu lho ya main
gitu, masak gitaran mulu,” kata
nenekku sesaat aku duduk di meja makan. Ya, begitulah, walaupun sudah tua
begini, nenekku masih energik untuk
menggodaku.
“Ya, nek. Entaran
aja, ya. Aku masih pengin nglanjutin
lagu buatanku,” jawabku. Aku memang ada dalam proyek penulisan lagu. Doain, ya,
semoga lagunya bagus dan menarik (:
Aku memang tidak terbiasa bermain bersama dengan teman teman
di sekitar rumahku. Aku memang seorang yang pendiam dan nggak aneh-aneh. Tapi, aku pikir pikir, kalau misalkan aku jadi
musisi nanti (AMIN!!!) kalau tidak ada orang yang mau mbantu aku, aku mungkin tidak akan sukses. Ya, jadi aku putuskan
untuk keluar rumah dan berusaha untuk mencari teman baru. It’s not my comfort zone!!!
Langkah pertamaku diliputi rasa kegelisahan. Langkah demi
langkah kulalui semakin ringan, dan akhirnya aku yakin akan mendapatkan teman
manusia pertamaku hari ini. Kususuri jalan jalan berbatu, dan akhirnya..... Aku
menemukan seorang lelaki yang mungkin seumuran denganku, sedang bermain
seruling, seruling bambu pastinya. Kubulatkan tekat untuk menghampirinya.
“Hai,” kata yang pertama kali keluar dari mulutku.
“Halo, perlu bantuan apa ya?” balasnya.
“Enggak, kok. Kamu
lagi ngapain?”
“Ya ginilah, ga ada kerjaan. Kamu orang baru, ya? Namaku
Hari, kamu?”
“Eh, nggak kok. Aku sudah lama, cuman jarang keluar aja. Namaku Toni, salam kenal.”
“Oh, pantas aku jarang lihat kamu.”
Kata hai menjadi awal permulaan perbincangan pertamaku
dengan anak lain di sekitar sini. Dari obrolan singkat ini, aku mengetahui
bahwa Hari adalah pencinta musik, sama sepertiku. Akupun mengajaknya bermain
musik bersama esok hari.
“Besok, ya, jangan lupa,” kataku.
“Oke, sipp. Di sini ya, gitar jangan ketinggalan,” jawabnya.
“Siap, Bos!” candaku
Musik. Musik bukan hanya sebagai hobiku. Musik menjadi
sarana bertemanku. Semenjak itu, aku memiliki banyak teman, dengan tetap musik
menjadi teman pertamaku. Thank you, music.
Tapi.......
Magelang, 6 Agustus 2016
Aditya Kristiaji (01)
NB : tunggu minggu depan yaaaa... (semoga inget)