Hi,
pagi hari ke 6 di kelas yang baru, kami sebagai abang kakak baru, amanah baru,
adikadik bau 27. Apa yang diamanahkan sebelumna sekarang sudah kami raih, ya
tidak gampang tentunya, ada amanah, kewajiban, dan hak yang ditambah. Senang
rasanya punya adik baru, menambah keluarga baru, juga.. ya bahan didikan baru.
terkadang menjadi abang kakak ada senangnya ada susahnya, beragama cerita baru
juga. Ada tentu adik yang baik dan normative, yang apabila ditegur akan
mengerti dan menjalankan pula, namun tentu ada adik yang terkadang menguji
kesabaran. Ya sebagai abang kakak yang ingin membina adik tentunya kami memang
harus bersabar. Namun yang paling berkesan tentunya muka-muka teman-teman yang
masih lugu namun sudah diberi amanat untuk membina adik-adik namun harus
mengontrol bagaimanapun caranya agar kami tetap mematuhi autran baik yang
tertulis maupun tidak tertulis.
Terkadang,
melihat adik-adik, saya menjadi teringat bagaimana saya dulu. Terkadang menjadi
geli sendiri, “oh ternyata saya dulu se-lugu ini ya”. Mengingat masa-masa kelas
10, rasanya baru kemarin kami dilatih bersama-sama, berbagi keringat yang sama,
tawa dan canda yang sama, juga cerita yang aneh-aneh, mulai dari peraturan yang
begitu banyak ada. Memang, semua peraturan itu terkadang tidak bisa kami terima
pada awanya, namun melihat sekarang kami sudah berdiri disini sebagai seorang
abang-kakak yang baru, semua peraturan tersebut kami sadari memang sebagai hal
yang membuat kami seperti ini. Keringat yang tercucur tak terhingga, itulah apa
yang membuat kita menjadi orang yang sebaik ini. Berbicara tentang PDK, tentu
masih ingat lah kami dengan kewajiban semir , brasso, dan setrika. Kewajiban
menyebalkan tersebut, memang kami akan suka-tidak suka melakukannya. Lucu
sekali mengenang masa itu.
TN, apa
yang seorang calon siswa pikirkan tentang TN? Tak bisa dipungkiri bahwa nama TN
memang sudah melambung tinggi dari lama. Seorang siswa TN, bayangannya adalah
seorang yang berwibawa, seorang yang memang pada dasarnya dididikuntuk menjadi
seseorang yang kuat. Namun yang paling kuat dari Tn itu sendri adalah sifat
asah, asih, asuhnya. Sistem among sebagai sendi. Apa kah yang dimaksud sebagai
sikap asah, asih, asuh? Asah, apa itu sikap asah? Sebagai seorang siswa TN
tentu memang diperlukan pribadi yang kuat dan tentunya sempurna, dari sisi
akademik, sikap, dan juga kesamaptaan. Sebagai abang kakak yang sudah dibina
selama setahun di TN ini, setidaknya seharusnya kami sudah mencapai tahap
pemantapan dari ketiga aspek tersebut, dan oleh karena itulah, merupakan sebuah
hak berikut kewajiban bagi kami untuk membina adik, mengasah mereka menjadi
sebuah pisau yang tajam. Bagaikan sebuah pisau yang ingin dibentuk, memang
panas rasanya, membuat besi tersebut meleleh. Meleleh disini memiliki artian
bahwa adik akan dibuat melembek agar dapat dibentuk, tenntu adik memang harus
ditempa, saat sedang panas-panas nya. Lalu setelah ditempa sedemikian rupa,
adik-adik harus diasah menjadi lebih tajam. kontrovei pasti ada, namun sebagai
seseorang yang kuat tentu mereka pada akhirnya akan menjadi pribadi yang tajam.
Hanya ada 2 pilihan yang menentukan kehidupan disini. Mencoba hingga akhir,
atau tidak sama sekali. tidak ada yang boleh dijalankan seara setengah-setengah
disini. smeuanya akan dialkukan secara maksimal. lalu sikap yang kedua, asih.
di sikap atau azas yang sebelumnya tentu membawa hawa atau bayangan bahwa TN
seperti sebuah tempat pembinaan yang begitu keras tanpa ampun sama sekali. itu
sebabnya disini sikap asih ada untuk ,menjadi penengah disini. mereka
diharuskan untuk membina dengan rasa kasih saying antar pendidik dan yang
dididik. ketiga, aspek asuh. disini kami dihadapkan dengan adik-adik yang kami
rasa dan memang seharusnya kami anggap sebagai adik kandung kami sendiri.
bagaimana ketiga aspek tersebut dapat terlaksana dengan baik, akan dihubungkan
dengan sistim among yang akan dilanjutkan pada post blog selanjutnya.
terimakasih
Oleh
Fadhil
Gabriella
Vitto P.
0 komentar:
Posting Komentar