Sabtu, 23 Juli 2016

Rindu yang Tak Terungkap

Rindu yang Tak Terungkap

Malam itu, Sarah hanya terduduk di pojok kamarnya seakan akan dia akan berpisah dengan seluruh keluarga dan temannya. Selembar surat ia tuliskan sebagai ungkapan rindu kepada ayah yang telah meninggal dan ibunya. Malam itu hanya hujan yang menemaninya, seperti tak ada yang peduli kepadanya.
Ibu Sarah masih saja sibuk di depan laptopnya mengerjakan tugas kantornya. Keesokan harinya, terlihat hal yang tidak biasa dari perilaku Sarah.  Sarah yang sebenarnya anak mandiri, pagi itu sangat ingin dimanjakan ibunya. Namun, ibunya tetap saja tak menghiraukannya. Terpendam dalam hati Sarah ungkapan rindu kepada ibunya.
Hari itu, adalah hari sekolah sekaligus hari spesial dalam hidup Sarah. Dia baru saja menginjak umur ke 9 tahunnya. Namun, seakan akan ibunya lupa akan segalanya tentang hal tersebut. “Bu, antar aku ke sekolah.” Pintanya dengan lirih. Ibu Sarah hanya terdiam sambil menyodorkan sepeda sebagai ungkapan penolakan permintaan Sarah. Akhirnya Sarah pergi ke sekolah seorang diri.
Tiba-tiba terdengar keramaian dari kejauhan selang beberapa saat setelah keberangkatan Sarah. Ibu Sarah pun langsung mendekati keramainan tersebut. Dan betapa kagetnya dia setelah melihat apa yang terjadi. Sarah tergeletak dengan luka berat di kepalanya. Ibu Sarah pun langsung melarikannya ke rumah sakit. Dalam perjalanan, Sarah sempat tersadar, “Aku sayang ibu.” Ucapnya dengan lirih. Tanpa disadari ibunya kata-kata itu menjadi kata terakhir di hidup Sarah. Beberapa detik kemudian Sarah menghembuskan nafas terahkirnya. Rasa menyesal menusuk dalam hati ibu Sarah. Teringat selama Sarah masih hidup dia tak pernah membahagiakan satu-satunya anak tercintanya.
Keesokan harinya, ibu Sarah menemukan sebuah catatan kecial di kamar Sarah yang jarang dimasuki orang selain dirinya. Ia membacanya dengan tersedu-sedu.

Ibu.............
Aku rindu kepada ibu.....
Aku ingin bersama lagi seperti dulu....
Seperti saat masih ada ayah bersama ibu...

Aku ingin memeluk ibu....
Tetapi aku tak mampu...

Ibu...
Bila aku pergi lebih dahulu...
Ku nantikan ibu di surgaku...

Rasa bersalah dan menyesal semakin menyelimuti dan menghantui hari-hari ibu. Selang beberapa hari kemudian terdengar kabar ibu Sarah telah jatuh sakit dan tidak lama kemudian meninggal dunia karena stroke.

TAMAT

Oleh:
  1. Dean Farrel R.W.                 XI MIA 2 / 08
  2. Djodi Adhikaputera              XI MIA 2 / 10
  3. Haswin Akbar M.                  XI MIA 2 / 16



0 komentar:

Posting Komentar