Sabtu, 23 Juli 2016

Masa Putih Abu-Abu

Masa-masa putih abu-abu adalah masa-masa yang terindah. Saat itu kami baru menginjak kelas x yang masih bingung akan lingkungan SMA Taruna Nusantara dengan penuh bahagia, penuh canda tawa kami bersemangat menuju impian.a

Kami mengalami berbagai tantangan dan rintangan terutama saat kami sedang PDK ( Pendidikan Dasar Kepemimpinan dan Kedisiplinan ). Saat awal pdk, kami di targetkan harus disiplin terhadap waktu, respect pada abang dan kakak, juga pamong. Mulai dari jam 04.45 sampai dengan 22.00 kegiatan kami sudah dijadwalkan. Masa masa pdk adalah masa masa yang menurut kami melelahkan, tidak hanya fisik tapi psikis. Banyak diantara kami yang merindukan orang tua atau dengan istilah homesick.

Bahkan ada salah satu dari kami, yang ketika tidur ia ngelindur akan orang tuanya. Bahkan saking kepikirannya dengan kegiatannya disekolah, ia mengelindur "maaf kak izin membantu". Kadang kami sampai tidur sampai larut gara gara belum mencuci pakaian, belum mengerjakan PR dan lain lain.

Kami juga mengalami berbagai tantangan dan rintangan terutama terhadap mapel matematika, fisika dan mapel lainnya, mapel mapel itu adalah hantu bagi kami. Sahabat- sahabat disekolahpun banyak yang tidak bisa. Setiap guru memberi tugas kami jalan kesana kemari untuk bertukar pikiran kepada teman-teman yang lebih pintar. 

Setiap ada PR tidak bisa tidur, matematika bagaikan hantu yang selalu membayangi hidup kami. Bahkan disetiap hembusan nafas kami tertulis matematika besok pagi tugas……tugas……..tugas……sampai-sampai rela tidak tidur semalaman digraha. 

Ada pula kegiatan terprogram yang dilaksanakan saat PDK, yaitu Naik tidar, ziarah makan pahlawan, Rute Panglima Sudirman (RPS), PKT dan Pembaretan. Untuk mendapatkan baret biru kamu, kami harus melewati semua kegiatan itu. Dimulai dari naik tidar lalu ziarah makan pahlawan yang nantinya dilanjutkan dengan RPS. 

Perisapan kami untuk RPS selama hampir 1 bulan. Sebelum kami RPS biasanya kami disemangati oleh abang kakak dengan memberi makanan kecil/ barang yang dibutuhkan saat RPS. Biasanya diberikan malam sebelum kami melakukan RPS. Ternyata RPS bukanlah hal yang mudah dilakukan. Kami harus berjalan jauh dengan membawa tongkat dan beban yang lumayan. Saat jalan kami juga bergilir membawa tandu Panglima Sudirman. Kami harus menahan haus dan panas, di tiap 4,5km kami diberikan tempat istirahat. Jalan yang kami tempuh tidak lurus saja, tapi banyak bebatuan dan naik turun tanjakan.

Walaupun RPS sangat melelahkan namun itu sebanding dengan apa yang kami terima saat PKT dan pembaretan. Kami mendapatkan baret biru sebagai tanda bahwa kami adalah siswa SMA Taruna Nusantara. Kegiatan terakhir bagi kami adalah penutupan PDK. Latihan rutin selama hampir 2 minggu juga sangat melelahkan. Kami diajarkan baris berbaris, deviley yang cukup membingungkan, PBB tanpa aba aba, dan line dance. Latihan kami dimulai dari pagi setalah makan hingga malam bel apel malam. 

Saat tuped tiba, kami sangat senang karna kami dapat bertemu dengan orang tua kami setelah 3 bulan tidak bertemu dan tidak berkomunikasi. Namun sebelum kami bertemu dengan orang tua, ada tradisi dimana orang tua harus mencari kami yang sedang membentuk labirin lingkaran dan kami tidak menampilkan wajah kami. Banyak orang tua yang salah menarik anak, dan ada juga yang belum bertemu orang tuanya. Setelah tuped, kami mendapat IB (izin bermalam) 1 hari. Setelah itu kami kembali ke kampus dan melanjutkan belajar.

Banyak hal hal yang kami dapatkan dari pdk ini. Kalimat yang selalu menjadi pegangan kami adalah kalimat dari guru kami yaitu "3 hari untuk 3 bulan, 3 bulan untuk 3 tahum, 3 tahun untuk selamanya".




nama : flora kun annaba (12), aya atira abya (7)






0 komentar:

Posting Komentar